Rabu, 16 Mei 2018

KONSEP DAN TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi makro pada jurusan Perbankan Syariah
Dosenpengampu :
Anas Malik SE.I, ME.Sy
Disusun oleh :
Riska ayu tri kusuma  (1651020132)



FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2018
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah  ekonomi makro tentang konsep dan teori pertumbuhan ekonomi
Adapun makalah ekonomi makro tentang konsep dan teori pertumbuhan ekonomi telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak , sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak trimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ekonomi makro ini.
Akhir kata penyusun menyusun mengharapkan semoga dari makalah ekonomi makro  tentang konsep dan teori pertumbuhan ekonomi dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberi inpirasi terhadap pembaca.

Lampung,  februari 2018

Penulis


Daftar isi

Kata pengantar ............................................................................................................ i
Daftar isi ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ................................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C.     Tujuan Penulisan............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian pertumbuhan ekonomi.................................................................... 2
B.     Konsep pertumbuhan ekonomi......................................................................... 2
C.     Teori pertumbuhan ekonomi............................................................................. 3
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ...................................................................................................  6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................  7

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu masalah jangka panjang yang harus dilakukan oleh setiap negara . dimana sangat diharapkan terjadinya pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia semenjak dua abad belakangan ini. Dalam priode tersebut dunia telah mengalami perubahan  yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan priode sebelumnya. Sampai bad ke 18 kebanyakan masyarakat  di berbagai negara  masih hidup pada tahap subsisten dan mata pencaharian di sektor pertanian, perikanan dan berburu.
Terdapat banyak teori yang di kemukakan oleh para ahli dan  konsep yang membahas tentang pertumbuhan ekonomi untuk memahami masalah pertumbuhan ekonomi yang dihadapi negara berkembang yang masih rendah taraf pembangunan dan kemakmurannya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pertumbuhan ekonomi ?
2.      Apa konsep pertumbuhan eknomi ?
3.      Apa teori pertumbuhan ekonomi ?


C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan ekonomi
2.      Untuk mengetahui konsep pertumbuhan eknomi
3.      Untuk mengetahui teori pertumbuhan ekonomi





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara seperti pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. [1]

B.     Konsep pertumbuhan ekonomi
1.      Konsep pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Sukirno menyatakan bahwa kebanyakan literatur ekonomi mengartikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kualitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila di bandingkan dengan tahun sebelumnya. Perkembangan dinyatakan perubahan pendapatan nasional suatu tahun tertentu dibanding tahun sebelumnya. [2]
Menurut maddison bahwa di negara-negara maju kenaikan dalam tingkat penadapat biasanya disebut pertumbuhan ekonomi, sedangkan di negara miskin ia disebut perkembangan ekonomi. Istilah perkembangan ekonomi digunakan secara bergantian dengan istilah, seperti pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan ekonomi, kemajuan ekonomi dan perubahan jangka panjang. [3]
Karim (2007) berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi membutuhkan lingkungan politis yang dapat menciptakan insentif untuk ivestasi, sistem hukum yang melindungi hak-hak milik, dan perlindungan masyarakat umum terhadap korupsi, penyuapan, pencurian, dan pengambil alihan  hasil-hasil dari investasi mereka. Bahkan dalam lingkungan yang kondusif atau tidak ada kejahatan pun keputusan politis dapat mempengaruhi insentif untuk berinvestasi dan produktivitas dari investasi-investasi tersebut, termasuk peraturan-peraturan seperti perdagangan surat-surat berharga, perlindungan terhadap pemikiran melalui hak-hak paten pada masalah-masalah ketenaga kerjaan . pertumbuhan ekonomi juga membutuhkan investasi dan infrastruktur.[4]
2.       Pendapatan perkapita sebagai pengukur kemakmuran
Data pendapatan perkapita menurut harga tetap perlu dihitung untuk menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran di suatu negara. Pertumbuhan ekonomi dan pertambahan kemakmuran suatu negara di tentukan oleh perkembangan pendapatan nasional yang tidak disebabkan karena kenaikan harga. Oleh sebab itu, untuk menggambarkan perkembangan kemakmuran suatu masyarakat perlulah dihitung pendapatan perkapita pada harga tetap. Suatu masyarakat dipandang mengalami pertambahan dalam kemakmuran apabila pendapatan perkapita menurut harga tetap atau pendapatan perkapita riil terus menerus bertambah dari tahun ketahun. [5]

C.     Teori pertumbuhan ekonomi
1.      Teori pertumbuhan klasik
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang-baran modal, luas tanah dan kekayaan alam , serta tingkat tehnologi yang digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor,  ahli-ahli ekonomi klasik terutama menitik beratkan perhatian kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat tehnologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada permisalan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan penduduk kepada tingkatproduksi nasional
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik hukum bagi hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.  Ini berarti pertumbuhan ekonomi tidak akan terus menerus berlangsung. pada permulannya, apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif berlebihan,  tingkat pengembalian modal dan investasi yang dibuat tinggi.maka para pengusaha mendapatkan keuntungan yang besar. Akan menimbulkan investasi baru  dan pertumbuhan ekonomi terwujud. Apabila penduduk sudah terlalu banyak  pertambahan akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena produktifitas setiap penduduk menjadi negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun. Ekonomi mencapai tingkat pertumbuhan yang rendah pada keadaan ini pendapatan kerja hanya mencapai tingkat pendapatan yang cukup[6]

2.      Teori schumpeter
Teori schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu di tunjukkan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Investasi yang baru akan meninggikan tingkat kegiatan ekonomi negara

3.      Teori harrod domar
Dalam menganalisis masalah pertumbuhan ekonomi teori harrod damar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertmbuhan yang teguh atau stedy growth  dalam jangka waktu yang panjang analisis ini harrod damar menggunakan permisalan-permisalan berikut :
a.       Barang modal yang mencapai kapasitas penuh
b.      Tabungan adalah proporsional dengan pendapatan ekonomi
c.       Rasio modal-produksi tetap nilainya
d.      Pereknomian terdiri dari dua sektor
Dalam analisisnya harrod domar menunjukkan bahwa walau pada suatu tahun tertentu (misal 2002) barang barang modal sudah mencapai kapasitas penuh , pengeluaran agregat tahun 2002 yaitu : AE=C+I, Akan menyebabkan kapasitas barang modal menjadi makin tinggi tahun berikutnya (tahun 2003) dengan kata lain, investasi yang berlaku tahun 2002 akan menambah kapasitas barang modal untuk mengeluarkan barang dan jasa tahun 2003.[7]


4.      Teori pertumbuhn neo klasik
Teori pertumbuhn neoklasik melihat dari sudut pandang segi penawaran menurut teori yang dikembangkan oleh abramovits dan solow pertumbuhan ekonomi tergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi dlam persamaan pandangan ini dapat dinyatakan
      ˄Y= F(˄K, ˄L,˄T)
Dimana
˄Y adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
adalah tingkat pertumbuhan modal
˄K, adalah tingkat pertumbuhan modal
˄L,adalah tingkat pertumbuhan penduduk
 ˄T adalah tingkat pertumbuhan tehnologi

Analisis solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk persamaan itu dan seterusanya dengan membuat pembuktian secara kajian empiris yang membentuk kesimpulan : faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja  faktor yang paling penting adalah kemajuan tehnologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja[8]













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara seperti pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal.
2.      Konsep pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. :Sukirno menyatakan bahwa kebanyakan literatur ekonomi mengartikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kualitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila di bandingkan dengan tahun sebelumnya. Pendapatan perkapita sebagai pengukur kemakmuran  :Data pendapatan perkapita menurut harga tetap perlu dihitung untuk menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran di suatu negara.
3.      Teori pertumbuhan ekonomi
a.       Teori pertumbuhan klasik
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang-baran modal, luas tanah dan kekayaan alam , serta tingkat tehnologi yang digunakan.
b.      Teori schumpeter
Teori schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
c.       Teori schumpeter
Teori schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
d.      Teori pertumbuhn neo klasik
faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja  faktor yang paling penting adalah kemajuan tehnologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja


Daftar pustaka

huda dkk, Nurul. 2017.ekonomi pembangunan islam.  jakarta . kencana .

sukirno,Sadono. 2012. makro ekonomi .jakarta . gramedia.





[1] Sadono sukirno , makro ekonomi (jakarta : gramedia,2012) hlm 423
[2]Nurul huda dkk, ekonomi pembangunan islam, (  jakarta : kencana , 2017) hlm 77
[3] Ibid, hlm 78
[4] Ibid, hlm -80
[5] Sadono sukirno, op cit,  hlm 425

[6] Ibid, hlm 433
[7] Ibid, hlm 435
[8] Ibid, hlm 437
KESEIMBANGAN PASAR BARANG DAN PASAR UANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi makro pada jurusan Perbankan Syariah
Dosenpengampu :
Anas Malik SE.I, ME.Sy
Disusun oleh :
Yunita rahma sari (1651020161)



FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2018
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah  ekonomi makro tentang keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam perspektif islam
Adapun makalah ekonomi makro tentang keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam perspektif islam telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak , sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak trimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ekonomi makro ini.
Akhir kata penyusun menyusun mengharapkan semoga dari makalah ekonomi makro  tentang keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam perspektif islamdapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberi inpirasi terhadap pembaca.

Lampung,  februari 2018

Penulis


Daftar isi

Kata pengantar ............................................................................................................ i
Daftar isi ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ................................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C.     Tujuan Penulisan............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    pengertian pasar barang dan uang dalam pespektif islam................................. 3
B.     pasar uang dalam presfektif islam.................................................................... 4
C.     Permintaan uang dalam presfektif islam........................................................... 8
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ...................................................................................................  11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................  12

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Kondisi perekonomian merupakan indikator utama dalam mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Sebuah Negara akan dipandang sebagai Negara yang sejahtera manakala memiliki sistem ekonomi yang mapan dan memiliki pendapatan yang mencukupi. Sebaliknya, kondisi perekonomian yang carut-marut, banyak warga yang berada di bawah garis kemiskinan, jutaan rakyat menganggur, maka Negara tersebut tidak dapat dikatakan Negara sejahtera. Paradigma inilah yang menjadikan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang paling penting dalam kehidupan manusia. Berbagai teori dikemukakan oleh para ahli dan para pemikir dari zaman Yunani hingga saat ini. Semua teori dan pandangan tersebut diperuntukkan membangun masyarakat yang lebih adil..
Dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu Negara (makro), para ekonom menjadikan keseimbangan ekonomi sebagai sebuah tolak ukur. Yang dimaksud dengan analisis keseimbangan adalah analisis ekonomi makro tentang terbentuknya tingkat harga dan jumlah output berdasarkan asumsi bahwa pada setiap pasar (barang dan jasa, tenaga kerja, uang) permintaan telah sama dengan penawaran, sehingga permintaan agregat sama dengan penawaran agregat. Selama ini, terdapat tiga model pendekatan yang digunakan para ekonom dalam mengukur tingkat keseimbangan tersebut
            Model keseimbangan umum ini menjadi tidak aplikatif (relevan) jika dijadikan rujukan dalam Islam. Alasannya, prinsip hukum (syariah) Islam yang melarang praktek bunga dalam ekonomi, karena bunga dikategorikan sebagai riba dalam Islam. Absensi bunga ini tentu membuat salah satu pasar utama dalam perekonomian konvensional, yaitu pasar moneter menjadi tidak relevan dalam pembahasan keseimbangan umum ekonomi Islam. Terlebih lagi ada beberapa kelemahan yang memang melekat dalam penjelasan keseimbangan umum ekonomi konvensional, terutama kelemahan yang ditunjukkan oleh ketidak-konsistenan definisi dan peran bunga dalam pasar.


B.     Rumusan masalah
1        Jelaskan pengertian pasar barang dan uang dalam pespektif islam?
2        Apa pasar uang dalam presfektif islam ?
3        Apa Permintaan uang dalam presfektif islam ?


C.    Tujuan
1        Untuk mengetahui pengertian pasar barang dan uang dalam pespektif islam.
2        Untu mengetahui pasar uang dalam presfektif islam.
3        Untuk mengetahui  permintaan uang dalam perspektif islam.




















BAB II
PEMBAHASAN
A.     pengertian Pasar Barang dan Pasar Uang dalam Perspektif islam
Pasar barang adalah pasar yang mempertemukan penawaran dan permintaan barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu Negara dan dalam jangka waktu tertentu.Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang dan jasa didalam negeri, semantara yang menjadi penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri. Pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana atau surat-surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan.Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek.
Dalam perpektif islam didalam pasar barang suku bunga yang ada dalam konvensional diganti dengan sistem bagi hasil sehingga insentif dalam melakukan investasi adalah besaran bagi hasil. Semakin besar bagian bagi hasil yang diterima oleh investor, maka semakin memotivasi mereka untuk berinvestasi. Permintaan investasi di pasar barang akan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumberdaya yang dapat mendukung kegiatan investasi, besaran keuntungan yang akan didapatkan dari usaha, ketersediaan modal dan juga adanya bagian dari SDM yang akan memiliki kemauan dan kemampuan berwirausaha dengan mempertimbangkan tingkat keuntungan dan besaran resiko tertentu. Terkait dengan keuntungan, besarnya keuntungan akan diukur dengan menggunakan besaran standar upah minimum.
Menurut Metwally ada dua motif dalam memegang uang yaitu motivasi transaksi dan motivasi jaga-jaga. Selain dipengaruhi oleh faktor pendapatan permintaan uang dalam ekonomi islam tergantung pada ekspektasi return dari financial aset. Ekspektasi return yang tinggi dari financial aset akan menyebabkan uang menjadi kurang bermanfaat jika hanya di pegang dan tidak diinvestasikan. Dalam islam terdapat suatu institusi pengendali dari permintaan uang yang spekulatif yaitu zakat. Dengan adanya zakat, maka akan memperkuat motif uang untuk motif altruistic (pinjaman kebaikan).[1]

B.     Pasar barang dalam perspektif islam
Kalau kita telaah pasar barang dalam pemikiran konvensional, komponen-komponen penyusunan antara lain adalah konsumsi (C), Investasi (I), dan pengeluaran pemerintah (G). jika secara matematis hubungan ini dapat dituliskan sebagai berikut ;
Kurva IS : Y= C (Y-T), I (Y,i) dan G

Ada satu hal yang menjadi  ciri dari pasar barang dalam sistem ekonomi konvensional adalah kehadiran instrument suku bunga yang[2] menjadi faktor penentu besaran investasi dimasyarakat. Hal ini tentunya akan bertentangan dengan konsep perekonomian dalam islam yang jelas-jelas mengharamkan suku bunga karena suku bunga sama dengan riba. Pernyataan ini mengacu kepada definisi riba, yaitu tambahan yang terjadi tanpa adanya aktivitas disektor riil. Dengan mengacu pada definisi ini, sangat jelas bahwa suku bunga termasuk sebagian dari riba.
Dalam menjelaskan model IS (kurva yang menggambarkan keseimbangan dipasar barang), khan menjelaskan terlebih dahulu dari fenomena permintakaan investasi dipasar barang. Sebagaimana dikonvensional, investasi adalah bagian dari komponen dari permintaan agregat dipasar barang selain konsumsi (C), dan belanja pemerintah (G).
Permintaan investasi dipasar barang akan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya yang dapat mendukung kegiatan investasi, besaran keuntungan yang akan didapatkan dari usaha, ketersediaan modal dan juga adanya bagian dari sumber daya manusia yang memiliki kemauan dan kemampuan kewirausahaan, dengan mempertimbangkan tingkat keuntungan dan besaran resiko tertentu.
Terkait dengan keuntungan, besarnya keuntungan ini akan diukur dengan menggunakan besaran standar upah minimum. Singkatnya, kesediaan seorang entrepreneur  untuk menggeluti suatu bisnis akan tergantung pada besaran  risiko dan keuntungan, dimana penjumlahan secara simultan antara besaran keuntungan dengan resiko kerugian sama minimal sama dengan besaran upah minimum. Selain itu, untuk mendapatkan suatu tingkat keuntungan tertentu akan sangat dipengaruhi oleh besaran modal yang digunakan dalam berinvestasi. Hubungan antara besarnya modal dengan tingkat keuntungan investai digambarkan dalam gambar 7.13. dalam gambar ini terlihat bahwa untuk mencapai profit yng setara dengan upah minimum dibutuhkan besaran investasi tertentu (Io). Selanjutnya, kegiatan investasi aan menghasilan keuntungan yang maksimal jika modal investasi terus di tambah. Namun setelah investasi menghasilkan keuntungan maksimum penambahan modal investasi selanjutnya akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
 


P




 


RM                            IM
                     0                                                                                     I
Rm = tingkat output harapan yang menjadi motivasi bagi SDM untu melakukan kegiatan entrepreneur
Im = tingkat investasi minmum yang dibutuhkan untuk menghasilkan keuntungan sebesar R  dalam kegiatan entrepreneur
Secara umum, kondisi ini hanya terjadi pada kondisi dimana modal tersedia tidak dalam bentuk bunga melainkan dalam bentuk bunga, melainan bagi hasil.
Permintaan investasi secara agregat akan sangat dipengaruhi oleh permintaan investasi tingkat mikro dimana besaran investasu dipengaruhi ekspetasi keuntungan dan bagi hasil yang di klaim pemilik dana. [3]
         Total expected profits (p)                       b
                                                                                                A

         PO

 


         QO
                                                IO
                                                Lovel of investment
Kurva A Menunjukkan tingkat ekspetasi keuntungan yang diharapkan dari kegiatan entrepreneurship.  Nilai ini meningkat sejalan dengan peningkatan nilai investasi , dan peningkatan ini terjadi sampai pada satu titik dimana investasi menghasilkan keuntungan yang semakin menurun. Sedangkan kurva B , dilihat dari prespektif pemilik dana dimana jika semakin besar tingkat investasi maka akan semakin besar tingkat profit yang diharapkan. [4]
Komponen (a) dalam persamaan persamaan keseimbangan di pasar barang dan perubahannya
Sebagaimana telah dijelasakan pada bagian awal bagian ini, bahwa keseimbangan pasar barang dalam islam dibangun dengan komponen konsumsi agregat(C) investasi agregat (I), dan belanja pemerintah (G) secara matematis hubungan ni dirumuskan sebagai berikut :
Y= C + I + G + Y 
Mengacu pada konsep keynes persamaan konsumsi terdiri dari konsumsi autonomus dan konsumsi tergantung pada besaran pendapatan di hitung dengan rumus [5]
C= bo + b ( 1-t) y
Investasi dipengaruhi besarnya pendapatan masyarakat dan besarnya profit loss sharing, semakin besar nilai a’maka permintaan investasi akan semakin menurun. Secara matematis fungsi investasi dijabarkan sebagai berikut 
I=io-ia
Jika G diasumsikan exogenous given, maka substitusi dari kedua persamaan diatas :
Y=c+i+G
Y= bo + b (1-t) Y + io-ia + G
Y- b (1-t) Y = bo+ io + G - ia
[1-b(1-t)] y= bo + io + G - ia
Y= bo + io + G - ia / [1-b(1-t)]
Jika persamaan bo + io + G - ia / [1-b(1-t)] = AO
                                    IA/ [1-b(1-t)] = A1[6]


C.    Permintaan Uang dalam Perspektif Islam
Permintan akan uang dalam suatu sistem perekonomian yang islami akan dipengaruh oleh motif seorang muslim dalam memegang uang. Menurut Metwally ada dua motif utama seorang muslim dalam memegang uang, yaitu :
1.      Motivasi transaksi
2.      Motivasi berjaga-jaga
Dengan 2 motif ini jelas, bahwa permintaan uang untuk tujuan spekulasi sebagaiman yang dikemukakan Keynes, tidak aka nada dalam suatu sistem perekonomian yang islami. Permintaan uang dalam ekonomi islam menurut Metwally juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan tingkat pendapatan, dan frekuensi pengeluaran.
Motivasi berjaga-jaga, meskipun dibenarkan namun tidak berlebihan dari perkiraan biaya transaksi yang mungkin akan muncul. Atau dengan kata lain untuk berjaga-jaga hanya dibenarkan dengan jumlah yang terbatas. Terbatasnya jumlah uang untuk berjaga-jaga ini tidak terlepas dari kepercayaan seorang muslim akan janji Allah di Al-Quran bahwa allah akan menjamin rezeki mereka. Bahkan, Rasullullah mencontohkan lewat sikapnya yang tidak pernah menyimpan sesuai appaun. Bahkan dalam suatu hadis dikatakan bahwa rasulullah tidak bisa tidur jika terdapat uang dinar di kantongnya.[7]
Bahwa permintaan uang seorang muslim dipengaruhi oleh pendapatannya maka, fahim khan membuat hubungan ini secara matematis yaitu
L= bY
Selain dipengaruhi oleh tingkat pendapatannya, permintaan uang dalam sistem ekonomi islam juga tergantung kepada ekspestasi return dari financial aset. Ekspektasi return yang tinggi dari financial aset menyebabkan uang menjadi kurang bermanfaat jika uang hanya dipegang dan tidak diinvestasikan.
Meski demikian, adanya rasa tanggung jawab seorang muslim dalam membantu sesame muslim lainnya, maka motif memegang uang sering kali dilandasi sikap untuk memberikan pinjaman qardhul hasan kepada orang lain sebagai upaya untuk membantu mereka yang membutuhkan dana pinjaman jangka pendek. Besaran dana yang dipegang untuk motif ini, besarnya akan tergantung dari konsekuensi biaya yang ditanggung akibat memegang uang tunai, dan juga return dari aset-aset financial yang dimiliki seorang muslim. Rendahnya biaaya dalam memegang uang tunai dan juga rendahnya return dari aset-aset financial akan mengakibatkan keinginan untuk memegang uang dalam jumlah tunai menjadi lebih besar. Dengan jumlah uang tunai yang lebih banyak, maka seorang muslim idealnya akan dapat memberikan lebih banyak pinjaman kebaikan kepada sesamanya. Inilah yang disebut oleh Fahim Khan, sebagai motif spekulatif terselubung permintaan akan uang dalam sistem ekonomi islam.
Keinginan dasar untuk memegang uang pada saat return rendah dan dorongan untuk melakukan investasi pada saat return yang tinggi. Dengan kondisi ini, maka motif memegang uang untuk tujuan altruistic akan lebih besar pada saat return investasi dari aset financial rendah dari pada saat ekspektasi return investasi tinggi. [8]
            Keseimbangan pasar uang adalah sebagai berikut :
                       





Berdasarkan hubungan ini terlihat bahwa ada hubungan positif antara a dan y di gambarkan dalam kurva LAM :
            A                                             LAM





 


                                                                   y[9]















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Pasar barang adalah pasar yang mempertemukan penawaran dan permintaan barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu Negara dan dalam jangka waktu tertentu. Dalam perpektif islam didalam pasar barang suku bunga yang ada dalam konvensional diganti dengan sistem bagi hasil sehingga insentif dalam melakukan investasi adalah besaran bagi hasil.
2.      keseimbangan pasar barang dalam islam dibangun dengan komponen konsumsi agregat(C) investasi agregat (I), dan belanja pemerintah (G) secara matematis hubungan ni dirumuskan sebagai berikut : Y= C + I + G + Y 
3.      Permintan akan uang dalam suatu sistem perekonomian yang islami akan dipengaruh oleh motif seorang muslim dalam memegang uang. Menurut Metwally ada dua motif utama seorang muslim dalam memegang uang, yaitu :Motivasi transaksi danMotivasi berjaga-jaga











Daftar Pustaka

Huda, Nurul  dkk. 2008.  ekonomi makro islam. jakarta : kencana.


Siti mahrofah “keseimbangan pasar barang dan uang”  16 mei 2018 jam 15.20diakses dari sitimahrofah.wordpress.com




[1] Siti mahrofah “keseimbangan pasar barang dan uang” diakses dari sitimahrofah.wordpress.com diakses pada 16 mei 2018 jam 15.20
[2] Nurul huda dkk, ekonomi makro islam, (jakarta : kencana,2008 ) hlm 139
[3] Ibid,hlm 141
[4] Ibid,hlm 142
[5] Ibid,hlm 143
[6] Ibid,hlm 144
[7] Ibid,hlm 147
[8] Ibid,hlm 148
[9] Ibid,hlm 150